Dari Suara Petani ke Meja Pemerintah: Krisis Banjir Winangun Direspons Serius

Buol, 16 Juli 2025 — Pemerintah Kabupaten Buol menggelar audiensi bersama Jaringan JAGA DECA untuk membahas dampak banjir berulang yang melanda Desa Winangun, Kecamatan Bukal. Pertemuan ini dipimpin langsung oleh Wakil Bupati Buol, Dr. Moh. Nasir Dj. Daimaroto, SH., MH., dan berlangsung di Ruang Rapat Wakil Bupati. Audiensi ini menjadi langkah awal yang penting untuk merumuskan solusi bersama atas bencana ekologis yang mengancam keberlanjutan pertanian dan ketahanan pangan lokal.

Pertemuan tersebut dihadiri oleh jajaran pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait, seperti Inspektur Daerah, Kepala Dinas PUPR, Plt. Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan, Kepala Pelaksana BPBD, serta Camat Bukal, Kepala Desa Winangun, dan perwakilan masyarakat, termasuk Ketua LPM Desa Winangun.

Paparan Masalah dari Jaringan JAGA DECA

Dalam pemaparannya, Sekretaris Jaringan JAGA DECA, Seniwaty, menjelaskan bahwa sejak awal tahun 2025, banjir berulang telah menyebabkan kerugian besar, khususnya di sektor pertanian. Tercatat sekitar 145 hektar sawah terdampak, termasuk 38 hektar sawah organik yang dikelola secara agroekologis. Akibat genangan air yang terus menerus, petani hanya mampu memanen antara 0 hingga 8 karung gabah, bahkan harus mengganti bibit hingga tiga kali dalam satu musim tanam.

Penyebab utama banjir diidentifikasi sebagai:

  • Minimnya infrastruktur irigasi teknis, khususnya di Dusun I Blok A yang belum memiliki saluran permanen.
  • Konversi sekitar 40 hektar lahan sawah menjadi kebun sawit.
  • Tidak adanya embung dan sistem drainase yang memadai.

JAGA DECA menekankan bahwa kondisi ini bukan hanya merugikan petani secara ekonomi, tetapi juga mengancam peran strategis Desa Winangun sebagai salah satu lumbung pangan Kabupaten Buol.

Respons dan Tanggapan Para Pihak

Kepala Desa Winangun, Jamil, menyatakan bahwa pihaknya telah berupaya mengajukan bantuan ke berbagai instansi, termasuk perusahaan yang beroperasi di wilayah tersebut. Ia menyebutkan bahwa penanganan banjir membutuhkan pendekatan yang menyeluruh dan keberlanjutan.

Ketua LPM Desa Winangun mengonfirmasi bahwa masyarakat kini telah menyetujui rencana pendalaman dan pelebaran parit, meskipun akan ada sebagian lahan warga yang terdampak.

Kepala Dinas PU mengakui telah terjadi pendangkalan saluran drainase dan menyatakan bahwa pihaknya siap memprioritaskan penanganan di Desa Winangun.

Wakil Bupati Buol, Dr. Nasir, menyampaikan apresiasi terhadap pemetaan masalah yang dilakukan JAGA DECA dan menekankan pentingnya kesepahaman dan kolaborasi lintas sektor. Ia menginstruksikan agar pekerjaan drainase dimulai secepat mungkin, sebelum musim hujan kembali datang.

Plt. Kepala Dinas Pertanian, Moh. Yamin Rahim, menyampaikan kesiapan untuk memulihkan produktivitas pertanian pascabanjir dan mendorong agar perusahaan turut bertanggung jawab atas dampak operasional mereka.

Inspektur Daerah, Wahida, menegaskan bahwa pemerintah dapat memanfaatkan Belanja Tidak Terduga (BTT) jika anggaran reguler tidak mencukupi, dan menyarankan adanya kerja sama resmi dengan pihak perusahaan untuk mempercepat penanganan.

BPBD Kabupaten Buol juga menyampaikan bahwa bila situasi memburuk, status tanggap darurat bencana dapat diberlakukan untuk memungkinkan penanganan lebih intensif selama 15 hari ke depan.

Langkah Nyata Pasca-Audiensi

Sebagai tindak lanjut konkret, pada Rabu, 23 Juli 2025, pemerintah daerah mulai melakukan pekerjaan normalisasi drainase di Desa Winangun. Ini menunjukkan keseriusan dan respons cepat dari Pemerintah Kabupaten Buol dalam menangani krisis ekologis yang dilaporkan oleh warga melalui Jaringan JAGA DECA.

Jaringan JAGA DECA mengapresiasi langkah cepat tersebut. “Ini bukti bahwa suara masyarakat bisa mendorong perubahan. Kami menghargai keterbukaan dan langkah progresif Pemkab Buol,” ujar Seniwaty.

Kesepakatan dan Rencana Tindak Lanjut

Dalam audiensi tersebut, beberapa poin penting disepakati:

  1. Pelebaran dan pendalaman parit sebagai solusi prioritas, dengan dukungan penuh dari masyarakat.
  2. Wakil Bupati akan mengirim surat resmi kepada PT. Hardaya Inti Plantations (HIP) untuk mengingatkan tanggung jawab sosial mereka, termasuk penggunaan alat berat untuk pengerukan parit.
  3. Penyusunan proposal perbaikan irigasi oleh Kecamatan Bukal yang akan diajukan ke Balai.
  4. Penjajakan kerja sama formal dengan perusahaan untuk mendukung penanganan banjir dan keberlanjutan pertanian.
  5. Pemantauan berkelanjutan oleh BPBD dan Dinas Pertanian, serta pembukaan opsi pendanaan melalui BTT jika diperlukan.

Menuju Sinergi dan Ketahanan Ekologis

Audiensi ini menjadi tonggak penting dalam membangun tata kelola yang inklusif dan responsif terhadap krisis ekologis di tingkat desa. Melalui kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan kelompok masyarakat sipil seperti JAGA DECA, diharapkan Desa Winangun bisa segera pulih dan kembali memainkan peran vitalnya dalam menjaga ketahanan pangan Kabupaten Buol.